Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Surat untuk Imelda dan Sara

Sudah delapan kali minggu kita habiskan di Jakarta sekedar untuk menikmati konser musik gratis kesukaan kita atau berakhir menikmati mi rebus di burjo. Rasanya sudah puluhan jam kita habiskan untuk berdiskusi, dari hal receh tentang laki-laki dan selera mereka yang payah sampai pilihan hidup yang ideal menurut kita. Kita yang keukeuh ingin menjalani hidup dengan banyak uang tapi tidak tersiksa pekerjaan. Dari memandangi laki-laki yang tampan, hingga bicara politik, bagaimana agama selalu kalah dari politik petinggi. Akhirnya kita kembali ke Jogja. Kita putuskan untuk bertemu di sebuah kedai kopi. Kita bicara lagi tentang hidup. Mendefinisikan seperti apa sebuah kebahagiaan Cukup dengan bisa menikmati kopi setiap malam atau membeli baju baru setiap hari atau mengubah wajah jadi secantik Dian Sastro, atau artis Korea yang sedang digandrungi para pemuda. Kita juga tidak lupa kebiasaan kita, mengomentari perjalanan seseorang. Si A yang akhirnya bersama B Cinta dalam k...