Kalau Jogja adalah tempat timbul segala romantisme, Jakarta adalah tempat munculnya segala ketangguhan.
Ah, akhirnya sudah enam bulan di Jakarta. Menyusuri Barat, Selatan, Utara, dan Timur Jakarta dengan si revo biru yang tangguh. Meskipun terkadang rewel di saat yang tidak tepat. Tapi, berkat dia, aku punya tempat favorite di kota ini, yaitu duduk di atas revo, sambil berkendara, sambil menangis dan menahan marah. Selama enam bulan sepertinya aku punya love-hate relationship dengan Jakarta dan jalanannya. Entah sepagi apapun keluar dari kos, dan semalam apapun pulang ke kos, pasti menemui setidaknya satu titik macet. Di saat macet ini, kadang timbul perasaan jengkel seperti ‘aku harus segera liputan ini’ atau ‘aku capek woi pengen cepet sampe kos dan rebahan’. Tapi satu hal yang aku sadari, semakin menggerutu dengan keadaan, aku semakin lelah. Akhirnya di saat macet ini, aku mencoba untuk lebih banyak menerima. Oke macet. Nanti liputannya telat, ya sudah, salahku tidak dari awal perginya. Atau, ya sudah macet mau bagaimana lagi. Nikmati saja, bersyukur kamu sampa...