Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Surat untukmu

Untuk kamu, Yang membuatku percaya diri Untuk kamu, Yang menawarkan kenyamanan Untuk kamu, Yang lebih memilih menerimaku saat yang lain menolak Untuk kamu, Yang selalu menawarkan kehangatan Untuk kamu, Yang dengan murah hati membuka tangan supaya bisa ku peluk Untuk kamu, Yang selalu menawarkan buncah kesenangan Untuk kamu, Yang memilih tertawa saat diganggu  Untuk kamu, Yang senang berdiskusi  Untuk kamu, Yang memilih berkarya tanpa unjuk diri Untuk kamu, Yang dikepung gelap setiap hari Untuk kamu, Untuk kamu, Kamu, Lebih dari yang tertulis.

Jangan jijik

lalu kamu gemar mengejek katamu nada manjaku lucu ah, aku yakin kamu hanya nyinyir kemudian, kamu berlutut membersihkan alas kakiku sepertinya kamu tahu aku malas kepayahan juga untuk berjalan ya, kamu juga memintaku hati-hati kamu paham betul aku bersemangat lupa lihat keadaan kemudian kamu tahu aku manja, kamu bawakan aku garam supaya ada rasa katamu kamu sepertinya takut aku jatuh sebab tiba-tiba ada tanganmu di punggungku ah aku ingin mengenangmu lewat tulisan ini. maaf kalau menjijikkan.

Monolog Kacau

Saat jarum jam terus berputar dan kaki-kaki terus melangkah Saat angin dan ombak terus bekerja mendorong kapal sampai pelabuhannya Ada dua mata yang tak pernah peduli Saat mulut terus berkata, dan siklus terus berputar Ada sepasang telinga yang tak mau mendengar Katanya, dia kasian pada nurani yang ribut dengan hiruk pikuk Tapi begitulah, ada lubang Kebocoran yang menarik untuk diintip Entah simpul apa yang menyatukan Telinga mulai hirau sayup Mata melirik Ada yang menarik.  Semacam ingin disentuh, dikecap.  Seperti minta diperhatikan, padahal tidak.  Dia hanya objek ambisi Kemudian minta dibungkus indah Minta diberi nama kasih Kasih yang membela Padahal dia obsesi Sekarang stagnansi jadi lebih indah Jakarta, 9 April 2017