Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Filipina yang Indonesia, dan China yang tidak terlalu China

Are you from Filippina? No, im indonesian Pertanyaan ini selalu muncul saat bertemu dengan supir taxi atau grabcar yang aku gunakan untuk mengelilingi Singapore. Setelah ditanya demikian, aku langsung tertawa dan buru-buru menjawab "no, ..." dan macam pembelaan seperti "im from Indonesia" atau "is my face look like Filippine ?" Respon mereka pun berbeda, ada yang langsung memahami dan meminta maaf, ada juga yang menawar "aaa so you are Indonesian Chinese?..." diikuti dengan bahasa mandarin mereka yang fasih. Lagi-lagi aku harus terdiam, dan meyakinkan mereka "ya, but i cannot speak mandarin, can lah but a little bit like lai means come here right?" diikuti tawa bangga dan sedikit geli. Pertanyaan selanjutnya, mereka heran kenapa aku tidak bisa menggunakan bahasa mandarin. Aku pun heran. Kenapa ya? Pertama, karena penasaran dicap sebagai orang filipina, aku langsung berselancar di internet. Akhirnya, dari beberapa ...

Lha kan kamu yang bilang

Kamu bilang aku liar Kamu juga bilang aku tak pantas menjadi liar karena wujudku. Terserah aku to, duniaku tak terbatas pada fisik. Bahkan kadang aku birahi pada isi otak. Kalau kamu membatasi diri pada yang berwujud, Itu juga terserah kamu. Kalau kamu anggap aku aneh, Mungkin kamu adalah pemilik dunia  Yang serba biasanya. Lha aku gak mau jadi biasa.

Cerita tentang si Ibu 3 Bulan

Dia adalah sebuah ibu, tempat semua orang mengadu nasibnya. Bukan, bukan ibu kandung. Ini adalah ibu kota sebuah negara berkembang tempat aku dan kamu dilahirkan. Ya, ini tentang Jakarta si megapolitan yang selalu panas dan tersorot. Tidak pernah terbayangkan olehku, seorang gadis dari tanah keraton singgah di Jakarta, kota yang menawarkan hingar bingar kemewahan. Terhitung, hanya enam kali aku sempat mengunjungi Jakarta selama-dua-puluh-satu-tahun hidup. Ini kali yang ketujuh, dan terlama – tiga bulan. Bukan dengan maksud memenuhi kota ini, namun ada pengalaman yang harus kutemui setelah janjian sejak bulan November tahun lalu (re: November 2016) Untungnya, aku tidak harus sendirian merasa asing menghadapi si Ibu Kota. Ada si teman seperjuangan, si teman mengeluh lelah setiap malam Elisabeth Novita. Ada juga si teman menikmati sudut gedung-gedung raksasa yang penuh merk di Jakarta, Imel, Dia, Sara. Ada juga si teman yang sama-sama mengeluh betap kumuhnya pemukiman padat yang seri...