Aaaawww it’s been a year menjadi pendatang di Jakarta dan menjalani hidup sebagai pekerja. Fase hidup yang kalau sampai sekarang, aku pikir adalah fase terberat karena tanpa ujung. Kalau sekolah, we know, dalam tiga tahun udah bisa lulus SMP dan SMA, lima tahun udah bisa lulus kuliah. But, kerja? Gak tahu kalau tetiba di-cut, tetiba ingin resign . Dan yeah… alasan mendasarnya adalah karena sudah mulai tidak menggantungkan finansial pada orang tua. Menjadi wartawan ekonomi juga sebelumnya bukan pekerjaan yang akan aku bayangkan. Dahulu sekali, ku pikir pekerjaan jurnalis yang paling mulia adalah mereka yang turun ke jalanan, meliput banjir, memperjuangkan kehidupan layak bagi masyarakat yang tak mampu. Mereka yang ikut panas-panasan di daerah konflik, meregang nyawa, memberitakan apa yang terjadi sebenarnya. Atau mereka yang harus bisa bersilat lidah untuk dapat menginvestigasi permainan kotor para cukong. Jadi, wartawan ekonomi yang segmen pembacanya adalah investor… it’s a big n...
Komentar
Posting Komentar