As a 2nd Winner of Lensa Comminfest 2016


Tahun 2015 lalu, saya didapuk menjadi panitia Communication Interest Festival (Comminfest). Lebih tepatnya menjadi koordinator divisi marketing and communication. Kurang lebih tugas saya mencai sponsor untuk membiayai kegiatan tahunan ini.
Tahun ini, 2016, saya beralih profesi dari panitia menjadi peserta Comminfest 2016. Saya mengikuti salah satu mata lomba Lensa, dengan tema Dont Be Blind. Mari saya ceritakan, bagaimana kisah ini menghantarkan saya menjadi salah satu peserta.
Berawal pada suatu malam, di lantai 4 kampus FISIP UAJY. Setelah selesai rapat Call For Research Competition (CFRC), saya dan Advent harus berbincang sebentar. Selesai perbincangan kami, Ape menyusul. Mereka berdua (Advent dan Ape) adalah finalis Pekan Komunikasi UI. Salah satu ajang bergengsi bagi para insan FISIPOL di Indonesia (bisa dibilang begitu).
Singkat cerita, kami bermaksud mengikuti lomba Comminfest dengan motif yang berbeda-beda. Saya, ingin mendapatkan penghasilan karena sadar tahun ini saya tidak akan bisa nyambi. Ape, harus mulai membayar uang kuliah sendiri, dan Advent entahlah saya kurang jelas dengan motifnya.
Pada saat itu, kami sudah satu paham untuk mengikuti lomba Artriwara yang mewajibkan pesertanya untuk membuat majalah tentang kearifan lokal. Kami setuju bahwa Yogyakarta adalah kota yang berciri khas angkringan, di mana tak ada kelas sosial saat kita semua ada di sana. Yaps, akhirnya angkringan menjadi liputan utama bagi kami.
Di tengah perjalanan, Advent mengundurkan diri dari kelompok karena ia tak sanggup membagi waktunya. Kemudian saya dan Ape mencari anggota lain. Akhirnya Ape berhasil mengajak Agyl dan Niko. Saat itu kami langsung melakukan brainstorming. Namun, lagi-lagi Agyl dan Niko mengundurkan diri.
Alhasil, pada saat itu Ape mengajak saya untuk pindah haluan ke Lensa dengan alasan deadline yang masih lama. Lalu, Ape juga mengajak Kenia. Sepulang Ape dan Kenia dari Jakarta, kami bertiga lalu bertemu dan sepakat membuat video edukatif mengenai seksualitas dan pornografi. Saat itu sasaran dari video ini adalah anak-anak, namun dengan banyaknya masukan akhirnya video kami ditujukan untuk para orangtua.
Selama satu pekan akhirnya kami berhasil membuat video edukatif. Ternyata kelompok kami berhasil menjadi lima besar dalam lomba Lensa. Tahap berikutnya, kami harus mempresentasikan video kami di depan para juri. Sejujurnya, ini pertama kalinya bagi saya mengikuti loma akademis seperti ini. Selama seminggu itu, saya merasa tertekan karena ambisi untuk memenangkan lomba tersebut.
14 Mei 2016, akhirnya tiba giliran kelompok kami untuk presentasi. Tidak tenang, keringat dingin keluar menjadi bumbu sebelum presentasi.
Untungnya, komentar para juri tidak membuat kelompok kami jatuh. Mereka justru membangun dengan komentar-komentarnya - terimakasi Bu Vita dan Pak Yoris.

Lisa (panitia Broaday), Elgar (pacar kembaran saya), Saya. 

Ah, sekarang saatnya bagi kami mendengarkan pengumuman juara satu, dua dan tiga. Panitia mengemasnya dengan apik. Lampu sorot menambah kesan dramatis bagi saya yang saat itu komat-kamit mengucapkan doa Bapa Kami.
"Juara dua.... Atma Jaya Yogyakarta dengan judul Pandai Berinternet," ungkap MC disambut tepuk tangan yang riuh dan suara bersautan menyebutkan nama saya.
saya, Ape, dan Kenia

Ya Tuhan, kelompok kami menang. Tak disangka, tak dinyana, persiapan yang bagi saya sangat kurang berhasil menghantarkan saya menjadi juara dua.
Juara III (UGM), Juara II (UAJY), Juara I (UNDIP)

Ah, saya bersyukur bisa memiliki tim yang saling melengkapi. Ape yang cerdas, Kenia yang rajin, dan saya yang... hahaha entahlah. Intinya, Terimakasih.
Kemenangan ini seperti biasa, saya persembahkan untuk Papa yang mungkin sudah di surga atau selalu berada di samping saya. Untuk Mama yang setiap hari harus sabar menghadapi mood saya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Part-time di Singapura? Ini nih ceritanya..

Berkat atau kutuk?

Catatan satu tahun pertama menjadi pekerja