Kekasih Hati
Teruntuk kekasih hati,
Malam ini udara begitu dingin. Suasana juga tidak mendukung hati dan ragaku. Ibuku mendesak supaya skripsiku cepat selesai, tapi apa daya aku harus mengubah judulku lagi dan lagi dan lagi.
Untung, aku bisa bertemu denganmu. Meskipun ada rasa canggung saat melihatmu. Ada rasa takut kamu akan membenci tingkahku yang menghampirimu.
Ada buncahan bahagia, bahwa selama ini aku tidak menyadari bentuk perhatianmu pada hal-hal kecil. Kadang aku ingin seperti pasangan lain, bisa pamer kesana-kemari bahwa mereka adalah dua insan yang sedang jatuh cinta. Tapi, kamu selalu meminta untuk tidak demikian. Kamu meminta keintiman hanya milik berdua.
Meskipun kita bukan kekasih. Hanya hati kita yang berkekasih. Maka tak ku sebut kamu kekasih, melainkan kekasih hati.
Malam ini, kamu menjadi laki-laki biasa yang senang mengucapkan kata-kata manis, meskipun aku geli mendengarnya. Sangat tidak kamu. Tapi cukup menghibur disela-sela desakan skripsi yang baru saja akan aku mulai.
Tapi kamu sebenarnya juga sebuah gangguan. Tidak menerima kabar darimu satu hari saja, membuat aku gundah. Ada sebuah ketakutan, bagaimana kalau kamu melupakan aku. Bagaimana kalau nyatanya aku bukan yang ada dalam pikiranmu dan perasaanmu. Bagaimana kalau ternyata semua dilandaskan pada rasa kasihanmu dan rasa sayangku.
Teruntuk kekasih hati,
Bila nanti aku sering mengganggumu,
Itu tandanya aku mulai merindu
Bila nanti aku selalu meminta pertolonganmu,
Itu bukan berarti aku manja
Itu adalah alasan untuk sekedar dekat denganmu, dan menghirup aroma tubuhmu
Bila nanti aku ingin sering bertemu,
Itu tandanya mataku butuh melihat tingkahmu yang terkadang manja, terkadang pintar, dan terkadang bodoh.
Teruntuk kekasih hati,
Terimakasih untuk malam ini. Tiap detik yang meyakinkan, tiap kata yang sulit untuk ku cerna.
Teruntuk kekasih hati,
Semoga kita benar-benar berjodoh. Ada waktu yang ingin kubagi denganmu. Ada mie rebus yang ingin kusisakan untukmu. Ada mata yang selalu ingin melihatmu memasak. Ada pipi yang selalu ingin disentuh. Ada kekesalan yang ingin kutumpahkan untukmu. Dan ada rasa khawatir yang ingin selalu kurasakan kala dirimu tak ada kabar.
Malam ini udara begitu dingin. Suasana juga tidak mendukung hati dan ragaku. Ibuku mendesak supaya skripsiku cepat selesai, tapi apa daya aku harus mengubah judulku lagi dan lagi dan lagi.
Untung, aku bisa bertemu denganmu. Meskipun ada rasa canggung saat melihatmu. Ada rasa takut kamu akan membenci tingkahku yang menghampirimu.
Ada buncahan bahagia, bahwa selama ini aku tidak menyadari bentuk perhatianmu pada hal-hal kecil. Kadang aku ingin seperti pasangan lain, bisa pamer kesana-kemari bahwa mereka adalah dua insan yang sedang jatuh cinta. Tapi, kamu selalu meminta untuk tidak demikian. Kamu meminta keintiman hanya milik berdua.
Meskipun kita bukan kekasih. Hanya hati kita yang berkekasih. Maka tak ku sebut kamu kekasih, melainkan kekasih hati.
Malam ini, kamu menjadi laki-laki biasa yang senang mengucapkan kata-kata manis, meskipun aku geli mendengarnya. Sangat tidak kamu. Tapi cukup menghibur disela-sela desakan skripsi yang baru saja akan aku mulai.
Tapi kamu sebenarnya juga sebuah gangguan. Tidak menerima kabar darimu satu hari saja, membuat aku gundah. Ada sebuah ketakutan, bagaimana kalau kamu melupakan aku. Bagaimana kalau nyatanya aku bukan yang ada dalam pikiranmu dan perasaanmu. Bagaimana kalau ternyata semua dilandaskan pada rasa kasihanmu dan rasa sayangku.
Teruntuk kekasih hati,
Bila nanti aku sering mengganggumu,
Itu tandanya aku mulai merindu
Bila nanti aku selalu meminta pertolonganmu,
Itu bukan berarti aku manja
Itu adalah alasan untuk sekedar dekat denganmu, dan menghirup aroma tubuhmu
Bila nanti aku ingin sering bertemu,
Itu tandanya mataku butuh melihat tingkahmu yang terkadang manja, terkadang pintar, dan terkadang bodoh.
Teruntuk kekasih hati,
Terimakasih untuk malam ini. Tiap detik yang meyakinkan, tiap kata yang sulit untuk ku cerna.
Teruntuk kekasih hati,
Semoga kita benar-benar berjodoh. Ada waktu yang ingin kubagi denganmu. Ada mie rebus yang ingin kusisakan untukmu. Ada mata yang selalu ingin melihatmu memasak. Ada pipi yang selalu ingin disentuh. Ada kekesalan yang ingin kutumpahkan untukmu. Dan ada rasa khawatir yang ingin selalu kurasakan kala dirimu tak ada kabar.
Komentar
Posting Komentar