Cerita
Ini sebuah cerita tentang kekasihku, yang hilang.
Dia sudah hilang digilas putaran waktu.
Meski hanya singkat, setidaknya sudah tiga kali tanggal empat belas ku lewati bersamanya.
Meski sudah ratusan kali ku sebut namanya dalam doa,
Awaknya hanya ada dalam bayangku saat ini.
Aku tidak pernah menyesal pernah menyentuhnya secara nyata.
Meminta semesta mendukung.
Kisahnya yang selalu menemani dalam deru hujan dan dingin malam, jadi cerita pendek menyenangkan dalam koleksiku.
Badannya yang menjulang tinggi,
Harumnya yang sering kubaui di ketiaknya,
Ucapnya yang selalu menjadi obat penenang dan candu,
Biar tetap abadi dalam rasa.
Sudah dua kali aku memintanya untuk tinggal,
Aku lupa dia punya hasrat.
Aku lupa dia bukan benda mati.
Dia pergi ke Jakarta, dan tak mau ikuti ku ke Bali.
Rupanya, hanya hangatnya yang masih menjagaku.
Ini cerita yang akan terus ku ulang, meski nanti tak pernah ada dukungan.
Dia sudah hilang digilas putaran waktu.
Meski hanya singkat, setidaknya sudah tiga kali tanggal empat belas ku lewati bersamanya.
Meski sudah ratusan kali ku sebut namanya dalam doa,
Awaknya hanya ada dalam bayangku saat ini.
Aku tidak pernah menyesal pernah menyentuhnya secara nyata.
Meminta semesta mendukung.
Kisahnya yang selalu menemani dalam deru hujan dan dingin malam, jadi cerita pendek menyenangkan dalam koleksiku.
Badannya yang menjulang tinggi,
Harumnya yang sering kubaui di ketiaknya,
Ucapnya yang selalu menjadi obat penenang dan candu,
Biar tetap abadi dalam rasa.
Sudah dua kali aku memintanya untuk tinggal,
Aku lupa dia punya hasrat.
Aku lupa dia bukan benda mati.
Dia pergi ke Jakarta, dan tak mau ikuti ku ke Bali.
Rupanya, hanya hangatnya yang masih menjagaku.
Ini cerita yang akan terus ku ulang, meski nanti tak pernah ada dukungan.
Komentar
Posting Komentar