Metamorfosa (3)
Danar Bagus adalah mahasiswa Hubungan Internasional semester akhir. Badannya atletis dan juga cukup manis. Kesukaannya tak jauh-jauh dari sejarah dan politik. Selera musiknya juga bagus. Bahkan banyak musisi dunia yang lintas generasi pun dia tahu. Kegemarannya pada hal-hal sosial politik turun dari ayahnya. Sebagai generasi muda, di balik kehebatannya, tentu dia menyimpan kekurangan. Emosinya labil, dan pemendam semua yang dia rasa. Sulit memahami laki-laki ini. Kepekaannya atas segala rasa di muka bumi membuatnya tak bebas juga berekspresi. Lelucon yang sering dia lontarkan bisa menjadi dua sisi mata uang dengan rasa yang di pendam. “Aku tahu kamu sedang kesal denganku, tapi lebih baik aku diam,” ungkapnya saat aku benar-benar jengkel padanya. Dia tahu aku sedang tidak dalam kondisi baik, tapi dia tetap mendiamkan aku dan memilih tertawa bersama temannya. “Lalu kenapa kamu diam? Kamu tahu aku resah, malah kamu membuatku yang merasa bersalah” “Apa kamu mau kita berdua terlih...