Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Jawab saja, dan aku akan memakluminya

Mau berapa banyak detik lagi yang harus dilangkahi? Pertanyaan yang seharusnya kamu jawab, untukku.

Postingan bikin iri

Gambar
Hai, jam segini lagi - lagi saya masih terjaga. Gimana mata saya gak tambah sipit???? *jengjeng*. But, that's not the point. Sekarang saya lagi di kereta (malam) perjalanan menuju Jakarta. Ini juga bukan pointnya. Didepan saya, lebih tepatnya dihadapan saya, tempat duduk diisi oleh pakde dan bude saya. Nah, ini pointnya. PAKDE dan BUDE saya. Mereka pasangan yang sudah cukup lama menikah, bahkan sudah memiliki tiga anak, yang bungsu sudah kelas tiga SMA dan ganteng :))). Yang mau saya pamerkan adalah...... MEREKA MASIH MESRA, MEREKA SEPERTI PASANGAN MUDA YANG SEDANG BERLIBUR UNTUK BULAN MADU. Dan kemesraan ini mereka tunjukkan didepan saya yang JOMBLO. Lalu saya menertawai diri saya sendiri, apa salahnya dengan status jomblo toh tidak membuat saya menjadi rendahan. Saya berhasil secara diam-diam membidik kamera melalui tab saya, here we go... (maaf kalau blur, karena hidup saya saja tidak fokus.... eaaaaaaaaaa) Jarang-jarang saya melihat cinta yang begitu lama. Mereka seperti me...

Laki - laki berambut pirang

Pertemuan memang tak selalu indah dan terkenang.  Bertemu dengan laki - laki ini bahkan dalam keadaan tak terduga dan kacau, bahkan tak pernah terbayangkan. Ricuhnya suasana ruangan penuh kaca itu ternyata memantulkan keindahannya. Saat itu mendefinisikan kesempurnaan begitu mudah, sempurna adalah bingkisan luar dari laki - laki berambut pirang ini. Bahkan aku berani bertaruh bahwa kesempurnaan tidak lagi sebatas konsep. Bagaimana mungkin hati seorang gadis tidak luluh pada senyum mematikan bak bisa ular. Sayangnya, lagi - lagi kesempurnaan hanya diciptakan untuk kesempurnaan. Hal - hal yang tak mampu dilihat mata bukan berarti kesempurnaan. Seperti air dan api, elemen yang tak pernah bisa bersatu, seperti itulah harapan setiap gadis sepertiku untuk sekedar menyematkan namanya dilidah. Berdiri pada langit yang sama tidak lantas membuatku bisa berjalan mengikuti langkahnya. Sama seperti tupai yang hendak melihat kehidupan bawah laut, aku begitu bodoh menunggu si pemilik senyum...

Selasa Random

Memulai semester baru merupakan hal yang menurut gue biasa aja, soalnya gue ngerasain dua semester dengan jadwal key in yang lumayan strategis. Jadi yang belum ngerti key in, ini semacam membuat jadwal dengan sistem online. Mahasiswa diurutin sesuai NPM nya, jadi kalo lo NPM akhir ya lo jadwalnya akhir yang artinya lo bakalan dapet kelas bayangan. Kelas bayangan maksudnya lo mendaftarkan diri untuk kelas yang belum ada di buku bimbingan KRS (Kartu Rencana Studi). Setelah melewati ini semua, sampailah gue pada semester dimana tiap hari selasa gue kuliah dari jam setengah delapan pagi sampai jam tujuh malam. Kata angkatan atas gue sih ini jadwal udah paling biasa buat mahasiswa konsentrasi studi jurnalistik. Dan menurut gue, lebih tepatnya menurut imajinasi gue, nanti pas sesi tiga dan empat mata gue tinggal segaris. inalilahi......  Pada akhirnya, hari ini selasa, 19 Agustus 2014 adalah hari perdana gue ngerasain kuliah empat sesi buat semester ini. Entah gimana rasanya, bayangin s...

Gadis manis itu ...

Bersamaan dengan hilangnya musim hujan tahun ini, gadis yang sering terdiam di jendela kamarnya meratapi tiap sorenya yang tak lagi ada bau tanah basah. Bau tanah yang bisa menguapkan gejolak antara logika dan perasaanya. Gadis manis itu, dia yang terlihat tegar tiap kali bertemu orang lain Gadis yang sama dengan kemurungan yang terlukis diwajahnya. Gadis yang sama yang saat ini sedang menyeruput coklat panas, agar pikirannya tenang mengikuti perasaannya. Musim hujan yang begitu panjang menyisakan lamunan asik hasil dari fantasi si gadis, dan kemarau datang tanpa permisi merusak semua fantasinya. Gadis tegar ini kehilangan mimpinya. Aku hanya bisa diam mendengar detak jantungnya yang lebih cepat dari pada bunyi detikan jarum jam tua yang berada diujung ruangan. Melihat butiran keringatnya yang keluar dari pori - pori kulitnya, menanti bibirnya bergerak merangkai kalimat. "Aku ingin bersandar, entah pada siapa" ucapnya lirih tetapi memekik telingaku. Gadis yang selama ini ...