Laki - laki berambut pirang
Pertemuan memang tak selalu indah dan terkenang. Bertemu dengan laki - laki ini bahkan dalam keadaan tak terduga dan kacau, bahkan tak pernah terbayangkan. Ricuhnya suasana ruangan penuh kaca itu ternyata memantulkan keindahannya. Saat itu mendefinisikan kesempurnaan begitu mudah, sempurna adalah bingkisan luar dari laki - laki berambut pirang ini. Bahkan aku berani bertaruh bahwa kesempurnaan tidak lagi sebatas konsep. Bagaimana mungkin hati seorang gadis tidak luluh pada senyum mematikan bak bisa ular.
Sayangnya, lagi - lagi kesempurnaan hanya diciptakan untuk kesempurnaan. Hal - hal yang tak mampu dilihat mata bukan berarti kesempurnaan. Seperti air dan api, elemen yang tak pernah bisa bersatu, seperti itulah harapan setiap gadis sepertiku untuk sekedar menyematkan namanya dilidah. Berdiri pada langit yang sama tidak lantas membuatku bisa berjalan mengikuti langkahnya. Sama seperti tupai yang hendak melihat kehidupan bawah laut, aku begitu bodoh menunggu si pemilik senyum mematikan ini meletakkan hatinya pada genggaman jemariku.
Suatu hari dimasa krisis yang harus aku lalui, tiba - tiba ia memperbaiki jembatan rusak yang harus aku lalui. Aku bersandar pada genggaman tangannya. Hidup dan matiku sudah tak lagi aku ambil pusing. Sayangnya, saat jembatan sudah berhasil kulalui, dia harus kembali mengambil permatanya diujung jembatan tadi, dan meninggalkan aku.
Lama tak melihatnya membuatku semakin sadar bahwa aku dan dia dipertemukan bukan untuk bersatu, melainkan membuat cerita. Dia datang agar aku bisa mendefinisikan kebahagiaan tanpa kesempurnaan dan tangis dengan kesempurnaan. Tidak mengikatkan hati pada senar layanganmu menjadi pilihan yang tepat untukku.
Untuk laki - laki ini, hanya ucapan terimakasih yang saat ini pantas untuknya. Darinya aku belajar melepaskan senyum pada harapan, dan menghapus tinta memori pada seuntai kain. Menjadi seseorang yang diingatnya sudah cukup membuat keraguan menghilang. Padanya tak lagi ada lorong harapan, hanya masa lalu yang bias yang suatu saat nanti harus kutertawakan
Sayangnya, lagi - lagi kesempurnaan hanya diciptakan untuk kesempurnaan. Hal - hal yang tak mampu dilihat mata bukan berarti kesempurnaan. Seperti air dan api, elemen yang tak pernah bisa bersatu, seperti itulah harapan setiap gadis sepertiku untuk sekedar menyematkan namanya dilidah. Berdiri pada langit yang sama tidak lantas membuatku bisa berjalan mengikuti langkahnya. Sama seperti tupai yang hendak melihat kehidupan bawah laut, aku begitu bodoh menunggu si pemilik senyum mematikan ini meletakkan hatinya pada genggaman jemariku.
Suatu hari dimasa krisis yang harus aku lalui, tiba - tiba ia memperbaiki jembatan rusak yang harus aku lalui. Aku bersandar pada genggaman tangannya. Hidup dan matiku sudah tak lagi aku ambil pusing. Sayangnya, saat jembatan sudah berhasil kulalui, dia harus kembali mengambil permatanya diujung jembatan tadi, dan meninggalkan aku.
Lama tak melihatnya membuatku semakin sadar bahwa aku dan dia dipertemukan bukan untuk bersatu, melainkan membuat cerita. Dia datang agar aku bisa mendefinisikan kebahagiaan tanpa kesempurnaan dan tangis dengan kesempurnaan. Tidak mengikatkan hati pada senar layanganmu menjadi pilihan yang tepat untukku.
Untuk laki - laki ini, hanya ucapan terimakasih yang saat ini pantas untuknya. Darinya aku belajar melepaskan senyum pada harapan, dan menghapus tinta memori pada seuntai kain. Menjadi seseorang yang diingatnya sudah cukup membuat keraguan menghilang. Padanya tak lagi ada lorong harapan, hanya masa lalu yang bias yang suatu saat nanti harus kutertawakan
Komentar
Posting Komentar