Kata orang, bercerminlah untuk tahu siapa kamu.
Sudah delapan belas kali aku melakukan selebrasi hari kelahiranku pada tanggal 11 januari. Sudah beribu-ribu pagi aku lalui untuk membuka mata sembari bersyukur ataupun mengeluh. Sudah beribu-ribu malam aku habiskan untuk menyapa bintang yang sedang bermain-main. Dan, sudah beratus-ratus orang aku temui, aku kenali, bahkan aku tinggalkan.
Entah sudah berapa banyak pengalaman yang telah menciptakan prasasti. Aku masih ingat, bagaimana aku menangis ketika mama dan papa pergi, dan menitipkan aku pada kaken dan nenek. Saat itu hal yang menyedihkan adalah berharap mereka kembali dan membawa makanan atau mainan kesukaanku. Hal yang paling mengecewakan adalah mereka kembali tanpa makanan dan mainan untukku. Aku masih ingat, setiap hariku yangbaku pikirkan hanyalah bermain dengan boneka dan peralatan masak tiruan milikku. Berpura-pura menjadi seorang ibu yang menggendong anaknya kesana kemari berusaha membuatnya terlelap.
Detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun pada akhirnya membuatku melalui tahap dimana masalahku bukan lagi mainan, melainkan nilai. Aku mulai mengenal bagaimana lingkungan menuntutku, aku diajari bagaimana menjadi orang yang sempurna menurut standard lingkunganku. Masalah paling berat adalah apabila aku tidak bisa mengikuti pelajaran matematika dan ipa, berarti aku bodoh. Apabila aku tidak memiliki badan seperti barbie berarti aku tidak sempurna, apabila aku egois berarti aku adalah musuh bagi teman-temanku. Dan, apabila aku memiliki kelimpahan materi, berarti aku bahagia. Tapi, nyatanya aku tidak tumbuh seperti yang mereka harapkan dan aku tetap tumbuh sampai saat ini.
Lagi, masalah-masalahku dan anugrah yang aku dapatkan juga bertambah. Aku bertemu banyak orang yang dari mereka aku diberi asupan wawasan. Tak semulus itu, mereka tak selalu menjadi kawan, kadang mereka menjadi lawan. Waktu menuntutku untuk bisa menjadi kawan dan lawan pada waktu yang sama. Kini aku mengerti kenapa orang dewasa bisa dengan mudah menjatuhkan lawan tapi juga bisa memuji lawan.
Penilaian, nasihat, pujian, hinaan, cacian, pertemanan, permusuhan, lawan, kawan, datang, pergi, setia, berkhianat, bertahan, mundur, marah, menangis, sedih, tertawa, lesu dan bersemangat adalah sahabat yang menemaniku selama delapan belas tahun.
Hari ini, satu bulan sebelum aku membuat selebrasiku yang ke-19 aku ingin melihat bagaimana hidupku berjalan. Bersyukur atas apa yang aku dapat, berterimakasih telah pernah menjadi bagian penting pada setiap moment, berterimakasih pada setiap pengalaman menyedihkan yang telah menguatkan aku saat ini.
Masih belum sempurna. Masih banyak harapan yang tergantung. Suatu saat, mungkin akan kutulis surat untukku, menulis harapan yang belum ku dapatkan.
Terimakasih, teristimewa untuk waktu, pengalaman, dan kawan yang telah membantuku beradaptasi menjalani siklus hidup yabg panjang.
Komentar
Posting Komentar