#1 Malang

Beberapa bulan yang lalu, tepatnya saat libur natal kami (saya, cici dan nia) pergi berlibur. Kami memutuskan untuk memilih Malang sebagai tujuan liburan kami. Untuk pergi ke Malang, kamu memilih menggunakan kereta Malioboro Express kelas Ekonomi. Saat itu harga tiket yang kami dapat Rp.180.000. Yap, saat itu ada kebijakan penghapusan subsidi untuk kereta Ekonomi. Namun, kami cukup puas dengan keadaan kereta kami yang nyaman walaupun kursi kereta terlalu tegak. Setidaknya AC berfungsi dengan baik dan bonus mas-mas ganteng nan lucu yang duduk di depan saya. Sebut saja Dito, mahasiswa Brawijaya Fakultas Hukum.

Malam itu perkenalan kami berlanjut dengan obrolan tempat wisata yang ada di Malang. Dito menyarankan kami untuk tidak pergi ke Pulau Sempu karena perjalanannya akan melelahkan, apalagi untuk wanita. Ya tadinya saya pikir kalimat yang Dito ucapkan adalah bentuk meremehkan kaum wanita. Tapi mungkin ada benarnya juga, karena akses kesana pun sekitar 2 jam dari Kota Malang.

Tak terasa kami semua terlelap dan akhirnya disadarkan oleh speaker kereta yang memberitahu bahwa kami sudah tiba di Malang. Lalu kami turun dan langsung mencari mobil teman ayah Nia yang akan menjemput kami. Yapp, kami diantar ke penginapan kami yang GRATIS. Hehehe.... Kami menginap di penginapan khusus tentara yg terletak di samping RS. Dr. Soepraoen Malang. Akses ini kami dapat dari Nia yang ayahnya merupakan tentara.

Hari pertama di Malang kami gunakan untuk pergi ke pantai Goa China. Perjalanan kami tempuh selama dua jam dengan menggunakan motor. Jalanan yang kami lalui menanjal dan berlikuk, sama seperti jalanan menuji Dieng-Wonosobo. Bisa dibayangkan bukan betapa lelahnya perjalanan kami.... Apalagi gang yang menjadi penguhubung menuji ke Goa China masih belum beraspal. Batu-batuan masih menjadi alas bagi ban motor kami.

Semua indah pada waktunya. Kata-kata inilah yang menggambarkan situasi saat itu. Perjalanan yang melelahkan akhirnya terbayar dengan pemandangan indah Pantai Goa China. Pasir putih dan biru laut mendominasi mata kami. Situasi yang masih sepi membuat kami leluasa menikmati keindahan ini. Sayangnya warung makan disini masih sedikit dan kebanyakan menunya tidak lengkap.

Setelah puas dengan pemandangan ini, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat sejenak sebelum berburu makan malam. Berdasarkan rekomendasi teman-teman, kami memilih makan di Bakso Bakar Cak Man. Baksonya lembut dan bihunnya lucu berwarna biru. Untuk 10 bakso bakar kami membayar 30.000. Menurut kami itu adalah harga yang lumayan mahal untuk bakso bakar yang rasanya biasa saja. Bakso Cak Man masih kalah dengan Bakso President yang kami cicipi di hari ke dua.

Belum puas dengan makan bakso, kami mencari cafe yang terkenal di Malang. Kami mengunjungi cafe madam wang secret garden. Cafe ini menawarkan konsep lucu. Setiap ruangan di dekorasi sedemikian rupa sehingga cocok untuk spot foto. Selain itu disini juga menjual beberapa pakaian, tas dan barang-barang unik.

Hari 2

Hari ini kami memutuskan untuk mengunjungi daerah Batu. Disini kami pergi ke Museum Angkut, Jatim Park 2 dan alun-alun kota Batu. Tempat wisata ini merupakan tempat yang wajib dikunjungi. Untuk wisata kuliner kami mencoba pos ketan yang terkenal karena katanya dulu Krisdayanti dan Yuni Shara sering makan di tempat itu.

Hari 3

Setelah dua hari penuh kami mengunjungi tempat wisata, hari ini kami khusus pergi ke tempat oleh-oleh. Selain itu kami juga pergi mencari Bakpao Boldy. Bakpao yang terkenal ini kami kira memiliki restaurant sendiri, jadi dengan bermodalkan aplikasi waze kami mencari tempatnya. Alamaaakkkk... Setelah waze menunjukkan bahwa kami sudah sampai, yang ada hanyalah perumahan dengan pagar yang tinggi dan tertutup. Yaps ternyata bakpao Boldy hanya memberi stock di toko-toko kecil. Kalau masalah rasa, bakpao Boldy memang enak. Saat itu saya membeli bakpao isi Babi kecap. Tekstur bakpaonya lembut, isi dagingnya banyak, dan bumbunya nagihhhh... Satu bakpao diberi harga Rp. 10.000.

Hari ini kami harus kembali ke Jogja pukul 15.00. Setelah mencari oleh-oleh kami langsung menuji stasiun untuk kembali ke Jogja.

Saya berencana untuk kembali mengunjungi Malang. Tatanan kota yang indah dan bangunan dengan gaya arsitektur yang menawan membuat saya tidak ingin pulang secepat itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Part-time di Singapura? Ini nih ceritanya..

Berkat atau kutuk?

Catatan satu tahun pertama menjadi pekerja