Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Habislah Aku

Aku dielu-elukan Diserukan namaku disetiap lorong yang ku lewati Tatapan orang-orang menelanjangiku Hati mereka berbicara padaku "dia pemimpin" Bukannya semakin mantap langkahku Malah lunglai gemetar lututku Ya Tuhan, Habislah aku Setelah ini, mereka akan menganggapku dewa Ya Tuhan, Berdosalah aku Setelah ini, mereka akan menganggapku sejajar denganMu Tak ada cela Selalu berlaku adil Bahkan mereka akan lebih banyak omong tentangku ketimbang tentangMu Aku dipanggil mereka pemimpin Aku ditinggikan mereka Duh Gusti, Tak terbayang lagi harapan mereka padaku Duh Gusti, Aku takut mereka lupa bahwa duniaku dan mereka sama Aku takut mereka lupa aku juga manusia Aku dielu-elukan... Lalu aku hanya bisa mengaduh.

Sebuah Pertemuan di Warung Kopi

Setelah sekian lama tak bertemu, melempar pandang dengan raut bahagia, akhirnya malam ini kita saling bisa menatap. memberiku kesempatan untuk mengenalimu lagi yang hidup dalam pejam mataku. Pertemuan yang sudah kita rencanakan sekian lama, pertemuan yang sudah bisa kutebak bagaimana jalan ceritanya. Sejak dulu, perbincangan kita tak pernah lepas dari pemikiran kritis nan bebas kita. Sebagai anak muda yang masih berpegang pada sebuah idealisme. Sampai saat ini pun, dunia yang membuat kita basah adalah dunia yang sama. Bedanya, aku tak lagi melibatkan romansa remaja, sebuah cerita lama yang tak lagi tabu bagimu. Segelas teh dingin milikmu, dan segelas jeruk dingin milikku menjadi saksi bisu pertemuan malam ini. Keheningan menjadi teman disela-sela perbincangan kita. Bagiku, keheningan adalah wadah untuk menelaah dirimu yang sekarang. Tubuhmu, setiap detil wajahmu masih yang aku kenal dulu. Pemikiranmu yang sangat bebas, dan jauh mengejutkan aku. Kamu sudah bukan yang aku kenal dulu. ...

Sedih itu Manusiawi, Mentas itu Pilihan

"Masalah kalian semua itu lebih ringan dari masalah yang aku hadapi," kata gadis itu dalam hati sembari berpura-pura mendengarkan keluh kesah teman di depannya. Kehidupan adalah sebuah siklus berbentuk bulat, terkadang kita di bawah kadang juga di atas atau bahkan ditengah-tengahnya. Begitu terus sampai akhirnya manusia menemukan tujuannya di akhir perjalanan. Tak menampik bahwa, kadang saat di atas, seseorang akan melihat ke bawah. Saat berada di bawah, seseorang akan menengok ke atas. Setiap orang pasti pernah merendahkan orang lain, merasa paling kuat atau bahkan merasa sangat merana. Siklus ini memang perlu dihadapi oleh seseorang. Setiap kekuatan yang keluar dari perasaan berkuasa, atau tenaga yang keluar saat merasa lemah adalah rajutan sebuah pengalaman. Rajutan yang kuat untuk nantinya menjadi bekal menghadapi rasa lapar tentang apa yang seharusnya dilakukan. Hanya saja, permasalahan setiap orang pasti berbeda pun dengan rejekinya. Ada yang sejak kecil ia lahir d...

Surat Rindu untuk Ayah

40 hari telah berlalu, sejak saat itu aku harus berlari memastikan tubuhmu telah kaku. Melihatmu tertidur di atas kasur kecil, tidak pernah membuatku tak percaya bahwa sudah sekian hari kita tak bisa bertemu lagi dalam dimensi ini. Saat itu, aku tak pernah mengerti kenapa sulit bagimu untuk membuka mata? Biasanya setiap kali aku berkunjung, kau selalu melihatku, menyapaku. Aku ingat, tubuhmu masih hangat saat itu. Tapi tak ku dengar suara jantungmu, tak ku rasakan nafas berhembus dari hidungmu. Aku menyerah. Hanya bisa ku raba kakimu yang sudah dingin, ku ciumi kakimu yang selalu kuat menggendongku dan mengajakku berjalan hingga sejauh ini. Hari ini, harus lagi ku ingat aku tak bisa berjumpa denganmu. Merindumu hanya bisa ku lepas lewat ucapan doa, dan harapan jumpa dalam mimpi. Wajahmu tak lagi bisa ku lihat, kecuali dalam sebuah rekaman gambar tak bergerak. Yang tak pernah ku sangka, malam sebelum kau pergi adalah malam terakhir kita tertawa dan saling bertatap muka. Terakhir k...