Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Dialah gadis, yang tak percaya pada banyak hal

Dialah seorang gadis yang meminta tak semudah menengadahkan tangan. Dialah seorang gadis muda yang meminta kebahagiaan bukan dengan doa tapi sebuah usaha. Dialah seorang gadis muda yang tidak mengenal kemudahan dalam hidup. Namanya A, anak pertama dari dua bersaudara. Lahir dalam lingkungan yang biasa. Orang tuanya berpisah belasan tahun lalu. Namun, satu tahun yang lalu ayahnya meninggal setelah A memberi harapan pada ayahnya untuk datang di hari wisudanya. Perjalanan hidupnya terlalu mustahil untuk mendapatkan kemudahan. Ia percaya tak pernah ada kemudahan yang ditawarkan oleh hidup. Menjadi gadis yang hidupnya harus sempurna menjadi bebannya saat ini. Gadis muda yang dituntut harus indah, membuat banyak lutut pria tak kuasa menopang badannya sendiri. Gadis muda yang dituntut cerdas supaya tak dianggap cantik tanpa otak. Gadis muda yang tak dominan supaya laki-laki merasa tidak direndahkan. Hidupnya keras, sehingga tidak lagi percaya pada kisah romantis gadis kelas bawah...

Nikmati, tanpa ampun

Mari kita bertemu berpagutan dalam rasa jemu beradu dalam nafsumu dan nafsuku biarkan daging kita dijamu oleh nikmat yang kita cipta tanpa ragu karena semua penuh tanda tanya akan rasamu akan rasaku hanya satu yang tanpa tanya, nafsu kita yang selalu ingin jumpa mari kita bertemu, beradu mengaduh saling menikmati tanpa ampun sampai nanti, saat rindu kembali, ku nanti dikau tiap senja ketujuh

Pahamlah, Aku Ingin Kamu

Mengertilah bahwa kita sudah bukan lagi anak-anak Kamu bukan lagi insan pengambil resiko besar tanpa pikir panjang Aku bukan lagi yang mengagumi hanya karena pandang mata Mengertilah bahwa tak selamanya kau hidup dalam kekaguman perempuan Dan, mengertilah bagaimana rasaku padamu laki-laki tampan Kalau kau paham selalu ada ruang yang kau abaikan Disitu rasaku terletak. Telah bermasa-masa aku lupa pusakamu, wajah dan mata Harta yang membuat tiap perempuan mungkin terpukau lama Pahamlah, aku sedang mencoba menutup angan dengan realita Bersamamu sudah ada yang menggantungkan harapan karena sudah ada kepastian Pasti bersamamu, pasti dapat menyentuhmu, pasti dapat yang ia mau dari kamu Sadarlah, ketidaktahuanmu atau keangkuhanmu telah membuatku berharap sekaligus menyakitiku Kamu membuka celah untukku menemukanmu  Dan kau memang kutemukan dalam pikiran liarmu Kamu merasa bisa mendapatkan apapun Cinta dan nafsu Kau berlantun seks adalah seni yang nikmat, b...

Ada Kalanya...

Ada kalanya kau harus duduk tanpa harapan Sekedar menatap kosong berpangku pada tanah Bukan kau tak berkawan, Kau hanya tak merasa mereka kawan. Bukan kau tak merasa, Kau hanya tak percaya. Bukan kau tak percaya, Mereka yang tak pernah melihat kau lemah. Ada kalanya kau tak mau lagi bercerita selain kepada angin senja Sebab, hanya angin senja yang bisa membawa ceritamu dalam senyap.

Beauty is the product of media, Bro!

you guys, it'swhat i've been thinking all the time.. Kalau boleh menyesali, hal yang paling aku sesali adalah aku yang sekarang. Like, reaaly, menjadi seorang perempuan adalah hal yang paling sulit menurutku. Setiap hari, dua telinga yang aku punya hanya untuk mendengar komentar orang tentang penampilan fisik. Kamu akan dikomentari kalau kamu gendut. Kalau kamu punya lipatan diperut, tumpukan lemak di paha dan pipi. Kamu akan dikomentari kalau kulitmu hitam, ada luka, dan keriput. Kamu akan dikomentari kalau rambutmu gak bagus, gak lembut. Dan semua komentar itu selalu aku terima. Aku gendut. Perutku buncit. Kulitku hitam. Banyak luka. Mataku sipit. Pipiku tembem. Pahaku besar. Lenganku besar. Kalau definisi cantik saat ini adalah putih langsing, im not. Kalau definisi itu yang membuat para lelaki melirik, i dont have. Kalau definisi itu yang membuat orang kagum padamu, aku mungkin tidak dalam kriterianya. If you guys, tell me to love my self, look into you. Are you...

As a 2nd Winner of Lensa Comminfest 2016

Gambar
Tahun 2015 lalu, saya didapuk menjadi panitia Communication Interest Festival (Comminfest). Lebih tepatnya menjadi koordinator divisi marketing and communication. Kurang lebih tugas saya mencai sponsor untuk membiayai kegiatan tahunan ini. Tahun ini, 2016, saya beralih profesi dari panitia menjadi peserta Comminfest 2016. Saya mengikuti salah satu mata lomba Lensa, dengan tema Dont Be Blind. Mari saya ceritakan, bagaimana kisah ini menghantarkan saya menjadi salah satu peserta. Berawal pada suatu malam, di lantai 4 kampus FISIP UAJY. Setelah selesai rapat Call For Research Competition (CFRC), saya dan Advent harus berbincang sebentar. Selesai perbincangan kami, Ape menyusul. Mereka berdua (Advent dan Ape) adalah finalis Pekan Komunikasi UI. Salah satu ajang bergengsi bagi para insan FISIPOL di Indonesia (bisa dibilang begitu). Singkat cerita, kami bermaksud mengikuti lomba Comminfest dengan motif yang berbeda-beda. Saya, ingin mendapatkan penghasilan karena sadar tahun ini saya t...

Habislah Aku

Aku dielu-elukan Diserukan namaku disetiap lorong yang ku lewati Tatapan orang-orang menelanjangiku Hati mereka berbicara padaku "dia pemimpin" Bukannya semakin mantap langkahku Malah lunglai gemetar lututku Ya Tuhan, Habislah aku Setelah ini, mereka akan menganggapku dewa Ya Tuhan, Berdosalah aku Setelah ini, mereka akan menganggapku sejajar denganMu Tak ada cela Selalu berlaku adil Bahkan mereka akan lebih banyak omong tentangku ketimbang tentangMu Aku dipanggil mereka pemimpin Aku ditinggikan mereka Duh Gusti, Tak terbayang lagi harapan mereka padaku Duh Gusti, Aku takut mereka lupa bahwa duniaku dan mereka sama Aku takut mereka lupa aku juga manusia Aku dielu-elukan... Lalu aku hanya bisa mengaduh.

Sebuah Pertemuan di Warung Kopi

Setelah sekian lama tak bertemu, melempar pandang dengan raut bahagia, akhirnya malam ini kita saling bisa menatap. memberiku kesempatan untuk mengenalimu lagi yang hidup dalam pejam mataku. Pertemuan yang sudah kita rencanakan sekian lama, pertemuan yang sudah bisa kutebak bagaimana jalan ceritanya. Sejak dulu, perbincangan kita tak pernah lepas dari pemikiran kritis nan bebas kita. Sebagai anak muda yang masih berpegang pada sebuah idealisme. Sampai saat ini pun, dunia yang membuat kita basah adalah dunia yang sama. Bedanya, aku tak lagi melibatkan romansa remaja, sebuah cerita lama yang tak lagi tabu bagimu. Segelas teh dingin milikmu, dan segelas jeruk dingin milikku menjadi saksi bisu pertemuan malam ini. Keheningan menjadi teman disela-sela perbincangan kita. Bagiku, keheningan adalah wadah untuk menelaah dirimu yang sekarang. Tubuhmu, setiap detil wajahmu masih yang aku kenal dulu. Pemikiranmu yang sangat bebas, dan jauh mengejutkan aku. Kamu sudah bukan yang aku kenal dulu. ...

Sedih itu Manusiawi, Mentas itu Pilihan

"Masalah kalian semua itu lebih ringan dari masalah yang aku hadapi," kata gadis itu dalam hati sembari berpura-pura mendengarkan keluh kesah teman di depannya. Kehidupan adalah sebuah siklus berbentuk bulat, terkadang kita di bawah kadang juga di atas atau bahkan ditengah-tengahnya. Begitu terus sampai akhirnya manusia menemukan tujuannya di akhir perjalanan. Tak menampik bahwa, kadang saat di atas, seseorang akan melihat ke bawah. Saat berada di bawah, seseorang akan menengok ke atas. Setiap orang pasti pernah merendahkan orang lain, merasa paling kuat atau bahkan merasa sangat merana. Siklus ini memang perlu dihadapi oleh seseorang. Setiap kekuatan yang keluar dari perasaan berkuasa, atau tenaga yang keluar saat merasa lemah adalah rajutan sebuah pengalaman. Rajutan yang kuat untuk nantinya menjadi bekal menghadapi rasa lapar tentang apa yang seharusnya dilakukan. Hanya saja, permasalahan setiap orang pasti berbeda pun dengan rejekinya. Ada yang sejak kecil ia lahir d...

Surat Rindu untuk Ayah

40 hari telah berlalu, sejak saat itu aku harus berlari memastikan tubuhmu telah kaku. Melihatmu tertidur di atas kasur kecil, tidak pernah membuatku tak percaya bahwa sudah sekian hari kita tak bisa bertemu lagi dalam dimensi ini. Saat itu, aku tak pernah mengerti kenapa sulit bagimu untuk membuka mata? Biasanya setiap kali aku berkunjung, kau selalu melihatku, menyapaku. Aku ingat, tubuhmu masih hangat saat itu. Tapi tak ku dengar suara jantungmu, tak ku rasakan nafas berhembus dari hidungmu. Aku menyerah. Hanya bisa ku raba kakimu yang sudah dingin, ku ciumi kakimu yang selalu kuat menggendongku dan mengajakku berjalan hingga sejauh ini. Hari ini, harus lagi ku ingat aku tak bisa berjumpa denganmu. Merindumu hanya bisa ku lepas lewat ucapan doa, dan harapan jumpa dalam mimpi. Wajahmu tak lagi bisa ku lihat, kecuali dalam sebuah rekaman gambar tak bergerak. Yang tak pernah ku sangka, malam sebelum kau pergi adalah malam terakhir kita tertawa dan saling bertatap muka. Terakhir k...

Untuk Papa

Pa, menjadi putrimu adalah anugrah terbesarku. Menjadi prioritasmu adalah kebahagiaanku. Putri kecil yang kau didik untuk menghadapi kerasnya dunia, hari ini lagi-lagi diuji. Dunia begitu keras pa, apalagi kenyataannya, papa meninggalkan aku. Rasanya belum banyak bekal yang bisa aku bawa. Aku masih gadis kecil yg ingin kau tuntun ke tujuanku, sama seperti saat kau mengantarku ke sekolah dulu. Masih jelas rasanya naik dipunggungmu. Berjalan tertawa bersenda gurau. Masih nyata ingatanku menangis kala kau pergi bekerja, saat itu ingin rasanya digendong papa. Rindu pa rinduu sekali Sakit rasanya menerima kenyataan aku tak lagi bisa melihatmu. Tak ada lagi pundak untuk menyandarkan kepala kala ku lelah. Tak ada lagi tangan kekar yang bisa ku genggam kala aku terlalu lemah. Bisa kah ku ulang waktu lagi? Lahir, lalu kau peluk, kau timang. Mengambil lagi waktu yang terbuang begitu saja. Atau setidaknya datanglah dalam mimpiku, aku rindu.

Kala Kita Berjumpa

Ah tubuh itu, ingin aku merengkuhnya Ah lekuk mu, sungguh aku merindunya Membaca roman ini sambil membayangimu Bagaimana? Aku tak mampu merangkai kata Kau cukup tahu Kala kita bertemu Maafkan tanganku apabila tak tahan untuk menyentuhmu

Laki-laki Berkaos Hitam

Darahku selalu mengalir cepat kala ku dengar suara nafasmu Memompa jantungku untuk berdegup supaya kau dengar Langkah kakimu yang berat selalu seirama dengan nafasmu yang berat akibat tembakau Tapi beruntunglah aku, Tembakau yang kau hisap menjadi candu bagiku Menandakan kau masih bernafas Hah, aku rindu bunyi nafasmu asap yang keluar dari mulutmu Tangan kekarmu yang menggenggam rokok kesayanganmu Aku rindu memandangimu dari tiap helai rambut hingga jari kakimu Aku rindu melekatkan wajahku pada punggungmu Laki-laki berkaos hitam yang selalu membuat jantungku berdegup Bak peluru tentara yang menghujam penjahat Seperti itu sukmamu membuatku lemah Hanya mampu membayangkanmu karena ragu Keberanianku sudah habis terkuras ragamu Tak lagi mampu menyentuh Bayangmu sudah cukup memuaskanku Lekuk tubuhmu..... ah aku mabuk kepayang

2016

Hai 2016!!!! Tahun ini tepat usiaku bertambah menjadi dua-puluh-tahun-dan-masih-belum-punya-pacar. hahahaha miriss tapi kali ini aku bukan mau menyesalinya. Aku justru bersyukur dengan bertambahnya usiaku yang genap dua puluh tahun. Dalam satu tahun, terlalu banyak hal-hal luar biasa yang harus diceritakan. Menjadi perempuan yang terus berproses membuatku sadar bahwa selama satu tahun, aku kembali memberi predikat wanita kuat pada diriku sendiri. Perjalanan tentang cinta, aku pelajari di tahun ini. Bertemu dengan seorang laki-laki yang berkali-kali aku rindukan dan aku abaikan sekaligus. Bertemu dengannya yang selalu mampu membuatku ingin merengkuhnya tetapi juga membuangnya. Pada bumi, aku memperkokoh kakiku apabila mengingat memori tentangnya. Perjalanan pertemanan, di tahun ini aku tahu bahwa menjalin pertemanan juga berdasarkan hukum dagang. Yang menguntungkan akan aku dekati, begitu pula sebaliknya. Mereka yang bertahan berarti sudah mendapatkan keuntungan dariku. Perjalanan k...